Hasrat Menulis

Kutanya pada jari,
Apa yang harus kutulis?
Bukan wacana tebar pesona
Bahkan sinospsis diri tuk eksis
Apalagi berfose selebritis

Kutanya pada mata,
Mengapa tak jemu pandangi kata?
Dari berita sampai sastra
Dari beranda hitung penyuka

Kutanya pada hati,
Apa yang anda pikirkan?
Hati menjawab, "Aku hanya ingin menulis"
Menulis tidak tentang egois
Tidak pula isu rasis
Aku hanya ingin menulis
Tentang karya penuh makna




LAPAR

Nasi putih hangat memikat,
Lauk pauk berwadah mangkuk,
Teh hangat manis dijilat,
Disantap lahap tak berjeda suap

Rasa lapar,
Mereka gentar diberi lapar,
Setiap penghalang akan ditendang,
Setiap penghambat akan dilumat,
Biar yang salah menjadi benar

Padahal,
Dalam lapar kita belajar
Kendalikan nafsu penuntun sasar
Bimbing yang salah menuju benar

Sungguh bahagia,
Bagi mereka yang terbiasa
Dalam lapar hati bersabar
Dalam haus hati tak tandus

Sungguh berduka,
Bagi mereka yang terbiasa
Dalam lapar hatinya gusar
Dalam haus hatinya hangus


Kasihan Telinga

Kasihan telinga,
Dia tercipta dengan segala guna
Jalan ilmu menuju kalbu
Jalan inspirasi menuju hati

Kasihan telinga,
Banyak kata tak dicerna,
Banyak kalimat yang terlewat,

Ajakan ke jalan benar tak didengar,
Ajakan ke jalan damai dianggap lantunan dawai

Ketika semua orang pada pintar berkoar
Tak ada yang baik jadi pendengar
Kata beradu kata 
Kalimat pada berlompat

Tak ada tanya dan jawab,
Tak ada sebab dan akibat,

Andai tak ada titik temu
Jalan ilmu menjadi buntu

Teman

Teman, Waktu kita hanya sedikit Jangan lupa tugas mengabdi Pada Tuhan kita kembali Teman, Jalan kembali harus dicari Jangan tersesat...