Teman

Teman,
Waktu kita hanya sedikit
Jangan lupa tugas mengabdi
Pada Tuhan kita kembali

Teman,
Jalan kembali harus dicari
Jangan tersesat, buta dan tuli
Kita susuri pedoman Illahi
Yang terkandung di Kitab Suci

Suatu saat kita akan kembali
Dengan waktu yang sudah pasti
Mereka sebut namanya "mati"

Teman,
Waktu kita hanya sedikit

Dalam Satu Pengaturan

Malam,
Kutanya dirimu
Dalam pengawasan
Di bawah perintah Tuhan

Apa yang terjadi di dunia saat ini
milyar, triliun, dalam jumlah tak terhingga
rencana-Nya berjalan satu persatu

Ada yang sedang menangis
Hingga kehabisan harap dan asa tuk bahagia
Seakan Tuhan tak ada
Ada yang sedang Tertawa
Terbahak, terpingkal pingkal seakan hidupnya kekal
Ada juga dalam detik ini
Di belahan dunia yang entah dimana
Dengan Kun-Nya,
Terjadi kelahiran, kematian, kebaikan, kebathilan

Yaa Rob,
Sungguh aku tak sanggup
Sungguh tak terbayang
Dalam hadirat pelukan-Mu, kuasa-Mu
Dengan rencana-Mu semua laksana
Dengan kehendak-Mu semua terjadi

Pantas saja Malaikat berkata
"mengapa manusia jadi pemimpin?"
Mengapa kemulkuan-Mu diserahkan pada anak cucu Adam?

Kami yang bodoh, hanya bisa bertanya
Padahal tak usah tuk ditanyakan
Karena semua dalam satu ilmu
Dalam satu sumber kepintaran

Tundukan Kami Yaa Robb,
Dalam satu pengaturan-Mu
Aamiin




Marhaban Yaa Muharam

Selamat datang Ya Muharam
Bulan hijriyah dengan penuh kisah sejarah
Berpijaknya Baginda Di tanah Madinah
Memapah umat dari jalan yang salah 
Menuju kebenaran di jalur hikmah

Selamat datang Ya Muharam
Hamba yang berlumur dosa
Lebih besar dari buih lautan ombak maksiat
Lebih tinggi dari menjulangnya gunung penyakit hati

Alhamdulillah,
Hasrat dan niat untuk bertaubat
Masih tersemat dalam gelap gulita kalbu ruhani

Semoga,
Dzat Yang Maha Sempurna
Pencipta dan Penguasa Semua nyawa
Mengutus Hamba-Hamba Terkasih
Untuk memimbing hamba cara bersuci menuju bersih
Dalam segala hakikat ibadah yang tanpa pamrih
Aamiin

Terima Kasih Setan !

Hati ini begitu gundah
Terasa ada sesuatu hal yang salah
Kuputar semua memori,
Kubalikan pikiran ke arah cahaya hati
Tak teraba tak terlihat
Ternyata di hati cahaya mulai redup dan gelap

Kiamat,
Hancur,
Lebur
Menjadi satu dalam gelapnya hati amarah, emosi, dan nafs diri
Keinginan memeluk bumi dalam genggaman serakahnya naluri
Ternyata, itu bukan naluri dari bisikan peri titah Ilahi
Naluri itu berasal dari bisikan lawan yang menjadi kawan
Terima kasih setan
Kau telah mengalahkan ku hari ini.

Para setan tercengang,
Manusia ini malah berterima kasih,
Si Manusia berkata satu kalimat,
"Walau hari ini aku kalah, aku sadar akan dosaku, maksiatku, noda hatiku"
Esok atau lusa pintu taubat yakin terbuka
Menghunus pedang mengenal musuh
Pedang Syahadat, berprisai Istighfar

ANTARA DULU DAN SEKARANG

ANTARA DULU DAN SEKARANG
(Oleh: Epa Mustopa, S.Mn)

Dulu, udara pagi begitu segar
Menghembus asap dapur tungku tetangga
Kicau Kutilang bertengger di batang jamblang
Kupu-Kupu saling mengejar berebut bunga
Melodi kokok ayam jantan bersahutan
Memikat betina berebut cinta

Sekarang, kemana mereka pergi?
Asap dapur total berlibur
Dipecat asap pabrik nan hitam pekat
Kutilang berhenti berdendang
Bagaikan garang kehilangan sarang
Kupu-kupu tak saling cemburu
Berebut madu berganti abu
Ayam jantan berhenti berkokok
Karena punah ditelan golok

Alam kampung yang berhias gunung
Kini tlah sirna,
Berganti alam kota

Tempat mereka berebut tahta.

Tukang Prediksi Penipu Diri

Mengapa?
Mereka Pergi ke hadapan manusia
Yang jelas lemah dan tak berdaya
Bertanya tentang nasib, jodoh, dan rezeki
Padahal,
Manusia tak bisa menembus rahasia
Tak punya kuasa atas satu detak jantung berdenyut
Tentang masa depan dalam hitungan satu detik
Yang jelas lemah dan tak berdaya

Tapi,
Mereka bertanya pada sesama
Dengan modal tipuan mata dan dusta
Ditambah teka-teki bermodal prediksi
Mengayun, Memapah, dan Menghantarkan diri
Pada sumur dosa syirik yang tak berujung dan bertepi

Dengan dorongan bisikan emosi
Yang datang dari keraguan hati
Atas dasar masalah yang datang bertubi
Merasa enggan melangkahkan kaki
Tuk bersujud dan meminta pada Ilahi

Manusia,
Yang disebut orang pintar
Dia meraup bingkisan dan lembaran upeti
Menari di atas manusia lain yang lupa hati
Padahal,
Dia telah memperdaya diri sendiri


Dalam Satu Pengaturan

Kadang kita tak sadar
Berusaha banting tulang
Mengejar mimpi kumpulkan uang
Dengan tujuan hati senang pikiran tenang
Dengan dalih ibadah

Yaa Rob,
Sudah jelas dalam titah-MU
Dunia untuk bekal ibadah
Harta untuk ibadah
Tahta Untuk ibadah
Wanita pinangan kita,
Juga untuk ibadah

Apa arti penumpukan harta?
Guna dari jabatan tinggi?
Makna seorang istri cantik dan wangi?
Bila pengertian kita tentang ibadah adalah Nol Besar

Ibadah, satu kata mudah diucap
Digali dalam berbagai kitab dan teori
Tapi tak mudah dalam nyatanya aplikasi

Ternyata,
jangan pernah mengatur diri
memaksa untuk harta yang banyak
menodai hati untuk jabatan tinggi
mencari ke penjuru negeri wanita cantik berseri

Ingat tugas kita,
berusaha, berdo'a, bertawakal
jika semua belum waktunya
itu yang terbaik

Karena semua cipta
Semua rasa
dan semua yang berwujud nyata
Ada dalam genggaman
Dalam satu pengaturan
Yang Kuasa Di Atas Segalanya

Teman

Teman, Waktu kita hanya sedikit Jangan lupa tugas mengabdi Pada Tuhan kita kembali Teman, Jalan kembali harus dicari Jangan tersesat...