Mengapa?
Mereka Pergi ke hadapan manusia
Yang jelas lemah dan tak berdaya
Bertanya tentang nasib, jodoh, dan rezeki
Padahal,
Manusia tak bisa menembus rahasia
Tak punya kuasa atas satu detak jantung berdenyut
Tentang masa depan dalam hitungan satu detik
Yang jelas lemah dan tak berdaya
Tapi,
Mereka bertanya pada sesama
Dengan modal tipuan mata dan dusta
Ditambah teka-teki bermodal prediksi
Mengayun, Memapah, dan Menghantarkan diri
Pada sumur dosa syirik yang tak berujung dan bertepi
Dengan dorongan bisikan emosi
Yang datang dari keraguan hati
Atas dasar masalah yang datang bertubi
Merasa enggan melangkahkan kaki
Tuk bersujud dan meminta pada Ilahi
Manusia,
Yang disebut orang pintar
Dia meraup bingkisan dan lembaran upeti
Menari di atas manusia lain yang lupa hati
Padahal,
Dia telah memperdaya diri sendiri
Mereka Pergi ke hadapan manusia
Yang jelas lemah dan tak berdaya
Bertanya tentang nasib, jodoh, dan rezeki
Padahal,
Manusia tak bisa menembus rahasia
Tak punya kuasa atas satu detak jantung berdenyut
Tentang masa depan dalam hitungan satu detik
Yang jelas lemah dan tak berdaya
Tapi,
Mereka bertanya pada sesama
Dengan modal tipuan mata dan dusta
Ditambah teka-teki bermodal prediksi
Mengayun, Memapah, dan Menghantarkan diri
Pada sumur dosa syirik yang tak berujung dan bertepi
Dengan dorongan bisikan emosi
Yang datang dari keraguan hati
Atas dasar masalah yang datang bertubi
Merasa enggan melangkahkan kaki
Tuk bersujud dan meminta pada Ilahi
Manusia,
Yang disebut orang pintar
Dia meraup bingkisan dan lembaran upeti
Menari di atas manusia lain yang lupa hati
Padahal,
Dia telah memperdaya diri sendiri
No comments:
Post a Comment